Tuesday, November 13, 2012

Arti Kode Label Kemasan Plastik

Kita mungkin pernah melihat simbol-simbol yang aneh ketika kita membeli produk yang terbuat dari plastik. Simbol-simbol ini memang cukup aneh bagi kita orang awam. Tetapi bagi orang yang mengetahui simbol-simbol ini mungkin bisa menyelamatkan jiwa mereka dari "sesuatu yang berbahaya". Sesuatu yang tersebut adalah bahan kimia yang berbahaya.

Setiap kemasan plastik, seharusnya memiliki kode atau label yang tertera dengan jelas. Biasanya terletak di bagian bawah kemasan plastik. Kode atau label pada kemasan plastik berbentuk gambar segitiga daur ulang (3 R) dengan angka di tengahnya. Kode dan label selengkapnya sebagai berikut:


PETE atau PET (polyethylene terephthalate);
Kemasan plastik ini diberi label atau kode angka “1″ dalam segitiga. Kode ini biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih, transparan, tembus pandang seperti botol air minuman kemasan, minyak goreng, selai peanutbutter, kecap, dan sambal.

Kemasan dengan kode ini direkomendasikan hanya untuk sekali pakai. Jangan dipakai untuk menyimpan air hangat apalagi panas. Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) dalam jangka panjang.

HDPE (high density polyethylene);
Plastik dengan label angka “2″ dalam segitiga. Kode ini biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain.
HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya.
Kemasan berlabel HDPE direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian karena proses pelepasan senyawa antimoni trioksida akan terus meningkat seiring waktu.

V atau PVC (polyvinyl chloride);
Kemasan plastik berlabel angka “3″ dalam segitiga. Plastik berbahan PVC (polyvinyl chloride) merupakan plastik yang paling sulit didaur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak bila dipanaskan. PVC (polyvinyl chloride)
berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan.

LDPE (low density polyethylene);
Plastik jenis ini mempunyai kode angka “4″ dalam segitiga. Kemasan plalstik berbahan LDPE (low density polyethylene) biasa dipakai untuk tempat makanan dan botol-botol yang lembek.
Barang-barang dengan kode ini dapat di daur ulang dan baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat. Barang ini bisa dibilang tidak dapat di hancurkan tetapi tetap baik untuk tempat makanan.

PP (polypropylene);
Kemasan ini berlabel angka “5″ dalam segitiga. Kemasan berbahan PP (polypropylene) adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik terutama sebagai tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum (termasuk botol minum untuk bayi).
Karakteristik kemasn plastik dari bahan polypropylene adalah transparan yang tidak jernih atau berawan tapi tembus cahaya, serta tahan terhadap bahan kimia, panas dan minyak.

PS (polystyrene);
Kemasan ini berlabel angka "6" dalam segitiga dan biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dll.
Bahan Polystyrene bisa membocorkan bahan styrine ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Bahan Styrine berbahaya untuk otak dan sistem syaraf. Bahan ini harus dihindari dan banyak negara bagian di Amerika sudah melarang pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam termasuk negara China.

Other;
Kemasan ini berlabel angka "7" dalam segitiga. Kemasan plastik ini biasanya terbuat dari SAN (styrene acrylonitrile), ABS (acrylonitrile butadiene styrene), PC (polycarbonate), dan Nylon. Dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan.

SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. Biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi, sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. PC (Polycarbonate) dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita (sippy cup), botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formu
SAN dan ABS dapat digunakan untuk tempat makanan. PC Dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas. Dianjurkan tidak digunakan untuk tempat makanan ataupun minuman. Ironisnya botol susu sangat mungkin mengalami proses pemanasan, entah itu untuk tujuan sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan dengan microwave, atau dituangi air mendidih atau air panas.

Berikut ada beberapa tips bagi konsumen pengguna plastik :
  1. Jika kita membeli gorengan di pinggir jalan, usahakan tidak memasukkannya langsung ke dalam plastik kresek (terutama plastik kresek hitam), karena zat pewarna hitam  yang terkandung dalam plastk kresek itu jika terkena panas bisa terurai dan terdegradasi menjadi bentuk zat radikal beracun yang berbahaya untuk kesehatan karena bisa menyebabkan sel tubuh berkembang tidak terkontrol yaitu kanker. Jika trepaksa menggunakan plastik, mintalah pada penjual gorengan menggunakan plastik yang bukan berwarna hitam.
  2. Untuk botol susu bayi usahakan menggunakan bahan kaca atau plastik jenis 4 atau 5.
  3. Untuk cangkir bayi usahalan menggunakan bahan yang stainless steel atau plastik jenis 4.
  4. Untuk dot bayi usahakan menggunakan bahan silikon karena tidak mengeluarkan zat karsinogenik sebagaimana dot bayi yang berbahan latex.
  5. Jangan menggunakan botol susu dan cangkir bayi berbahan plastik jenis 7 PC.
  6. Jika terpaksa menggunakan plastik berbahan polycarbonate, usahakan jangan memasukkan air panas kedalam wadah tersebut tunggulah sampai air tersebut dingin terlebih dahulu.
  7. HIndari menggunakan potol plastik (air miniral secara berulang-ulang)
  8. Jangan menggunakan plastik buat mengemas makanan berminyak atau berlemak.
  9. Bungkuslah makanan menggunkan daun pisang atau kertas sebelum dibungkus menggunakan plastik ketika dipanaskan di microwavw.
  10. Usahakan jangan menggunakan piring atau makanan plastik untuk makanan, lebih baik menggunakan yang berbahan stainless steel , keramik, kaca, dan kayu.
Dengan mengenal arti kode atau label pada kemasan plastik, kita akan dapat memilih dan menggunakan plastik sesuai kebutuhan sehingga mampu menimalisir sampah dan dampaknya terhadap kesehatan dan lingkungan.


0 comments:

Post a Comment