Selama bulan Ramadhan banyak sekali jajanan yang diperjual belikan untuk berbuka puasa. Salah satunya adalah Toge Panyabungan, makanan berbuka khas dari daerah Mandailing Natal (Madina) Sumatera Utara. Makanan segar ini tentu tak asing lagi bagi lidah masyarakat Mandailing.
Bagaimana sebenarnya bentuk makanan ini. Mungkin jika pertama kali mendengarnya maka orang akan mengasumsikan makanan ini adalah toge (kecambah kacang hijau) yang diberi manisan berupa gula. Hehehehe Tak salah juga jika orang yang tak pernah makan beranggapan seperti itu mengingat namanya toge.
Sebenarnya makanan ini tak jauh beda dengan es campur biasa.Membuat Toge Panyabungan tidaklah terlalu sulit. Makanan ini merupakan campuran dari berbagai makanan antara lain adalah :
Lupis
Candil
Ketan hitam
Tape ketan putih
Cendol
Santan
Gula merah yang dicairkan
Hanya tinggal mencampurkan semua bahan tersebut maka jadilah Toge Panyabungan yang sangat enak. Campuran tape ketannya akan memberikan rasa asam tapi segar yang membuat makanan atau minuman ini menjadi enak. Lebih enak lagi jika ditambah dengan es batu (maknyussss rasanya)
Untuk harga Toge Panyabungan relatif cukup terjangkau olah masyarakat. Tidak terlalu mahal untuk saat ini. Sekitar Rp 7000 sampai Rp. 9000 per bungkusnya. Dan setiap bungkus bisa untuk 2 orang. Penjual Toge Panyabungan juga banyak saat bulan puasa seperti ini. Kebanyakan ada di tengah pemukiman masyarakat Mandailing seperti di jalan Gereja Medan dan Jalan Prof. H. M. Yamin Medan Kedua kawasan tersebut merupakan daerah komunitas masyarakat Maindailing di Medan.
Tak lengkap rasanya berbuka puasa tanpa Toge Panyabungan bagi warga Mandailing Sumatera Utara. Selain rasanya enak dan segar, Toge Panyabungan juga bisa mengobati rasa rindu akan kampung halaman masyarakat Mandailing.
1 comments:
Kalau di Jakarta di sebut es campur nih pasti rasanya enak dan segar...met kenal...dan linknya sudah saya add di blogroll Saya Abibakarblog.com
Post a Comment